Mengantisipasi langkanya kroto di musim hujan

Posted by Jatmiko 0 komentar
Sudah menjadi siklus tahunan, harga kroto selalu melambung tinggi pada musim hujan (dan lebaran). Saat lebaran, kenaikan harga lebih disebabkan para pencari kroto berhenti bekerja selama beberapa hari. Pada musim hujan, harga naik juga karena aktivitas pencari kroto yang menurun akibat faktor cuaca, serta rendahnya reproduksi semut rangrang di alam bebas.

Di sejumlah daerah, harga kroto rata-rata sudah menembus angka Rp 150.000 / kg, bahkan di beberapa kota besar bisa lebih dari angka tersebut. Bulan Januari – Februari 2013 mungkin menjadi masa-masa sulit, karena intensitas dan curah hujan biasanya mengalami puncaknya. Alhasil, harga kian melambung dan stok di pasaran makin mengkhawatirkan.
Di sisi lain, kroto memiliki keterbatasan waktu penggunaannya. Kroto dengan kualitas terbaik (terutama kroto basah) umumnya hanya bertahan dalam hanya waktu 1 hari. Lebih dari itu biasanya sudah busuk. Sewaktu harus membeli lagi, belum tentu ada di pasar / kios burung langganan, sehingga Anda terpaksa harus mencari ke daerah lain.
Padahal bagi kebanyakan burung berkicau, kroto merupakan salah satu bahan makanan penting untuk mempertahankan kualitas suaranya, serta membuat kondisi fisiknya tetap hangat di musim hujan. Untuk mengantipasi kelangkaan kroto di musim hujan, serta menyiasati sifatnya yang mudah busuk, berikut ini beberapa tips yang bisa Anda gunakan:

·          Sekiranya ada dana, usahakan bisa membeli kroto untuk konsumsi selama 4-5 hari, serta diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan semua burung yang ada di rumah.
·         Bersihkan kroto dari kotoran (ranting, dahan) serta semut yang masih hidup.
·          Sisihkan kroto yang akan digunakan untuk hari ini. Selebihnya akan kita lakukan pengawetan secara sederhana menggunakan kulkas.
·         Masukkan 1 sendok kroto ke dalam plastik kecil. Jika tidak ada plastik, bisa menggunakan kertas bekas kalender (biasanya berbahan artpaper atau matepaper). Lakukan hal yang sama untuk bungkus kedua, ketiga, dan seterusnya, sampai persediaan kroto habis.
·          Masukkan bungkus-bungkus tersebut ke dalam wadah plastik yang bertutup.
·          Jika wadah plastik sudah ditutup, masukkan ke dalam kulkas, pada bagian di mana Anda biasa mendinginkan air minum.


PENGAWETAN SEDERHANA: Dengan membungkus kroto dalam kantung plastik, memasukkannya ke dalam wadah plastik bertutup, kemudian menyimpannya dalam kulkas, kroto basah bisa awet hingga 5 hari.
(foto: muraibatuindonesia.com)
  • Jika ingin menggunakan, ambil 1-2 bungkus atau sesuai dengan jumlah dan kebutuhan burung di rumah.
  • Setelah membuka bungkusan, kroto jangan langsung diberikan kepada burung. Biarkan kroto di tempat terbuka, sekitar 10-15 menit, sampai kroto tidak terasa dingin lagi.
  • Kalau ada kroto yang tersisa hari itu, sebaiknya langsung dibuang, jangan dibekukan lagi.
Note: sebaiknya jangan menyimpan kroto lebih dari 5 hari, karena sifat, warna, rasa, dan ujudnya akan mengalami perubahan.
Sebenarnya tanpa menggunakan lemari es, kroto juga bisa menjadi lebih awet jika sering diangin-anginkan, dengan catatan semut rangrang tetap dibiarkan bersama kroto (jangan dibuang).
Satu hal yang perlu mendapat perhatian, apapun metode pengawetan kroto, jangan sekali-sekali memberikannya kepada burung apabila sudah muncul jamur. Warna jamur beragam, ada yang biru, hijau, bahkan keputihan.
Kalau sudah muncul jamur, satu-satunya tindakan yang mesti dilakukan adalah membuang kroto. Jika dipaksakan diberikan kepada burung, dengan alasan eman-eman atau berhemat, maka dampak buruknya langsung terasa pada burung dengan cepat: mencret, suara jadi serak, dan berbagai dampak buruk lainnya.

Lebih baik budidaya sendiri

Lebih baik lagi jika Anda membudidayakan sendiri semut rangrang untuk menghasilkan kroto berkualitas di rumah masing-masing. Kalau dihitung biaya keseluruhan, terutama dalam menghadapi musim hujan yang mungkin masih akan berlangsung hingga April 2013, sebenarnya jauh lebih menghemat.
Bukan itu saja, kalau ada sisa produksi, Anda bisa menjualnya ke pasar / kios burung. Dijamin pedagang langganan Anda akan kebingungan: “Lha dulu beli kroto di tempat saya, kok sekarang malah jual kroto ke tempat yang sama”.
Semoga bermanfaat.


TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Mengantisipasi langkanya kroto di musim hujan
Ditulis oleh Jatmiko
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://semutkrototemanggung.blogspot.com/2014/01/mengantisipasi-langkanya-kroto-di-musim.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.
0 Komentar di Blogger
Silahkan Berkomentar Melalui Akun Facebook Anda
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda
Jasa Toko Online support Jasa iklan - Original design by Miko | Copyright of SEMUT KROTO TEMANGGUNG.